Minggu, 06 Agustus 2017

Baik Buruk Artis

Durjanah punya banyak teman artis jagat raya. Modelnya bermacam-macam. Si Onah itu artis sinetron  berjiwa sosialita. Gengsinya selangit sampai bodynya di vermak operasi plastik dengan biaya kredit.    

Si Abel itu pemusik militan, jiwanya teguh pada pendiriannya. Membela kaum tertindas sudah terpatri di hatinya. Ia berani menyindir pemerintah dengan lirik lagunya.

Si Kipli, pelawak daerah yang berhasil di kota. Ketika dia menemukan kalian. Bersiaplah untuk tertawa sampai mati, atau mati dihinanya habis-habisan. Karena dia menganggap bully itu dapat menghibur orang lain.

Mbah si Anun ini yang susah, wajah pas-pasan dan matanya seperti sanggup mematahkan hati para wanita. Padahal dia hanya menjadi penonton bayaran buat acara tv yang tidak laku. Begitu ia tahu Al artis baru, ia langsung menguruinya.
“Kenapa kamu jadi artis! Tololnya kamu masih ingin menjadi artis di tengah perkembangan teknologi dan internet semakin mudah di dapatkan. Elu tahu artis itu tak lebih dari sekedar penghibur dan tak jauh beda dengan wanita penghibur….!”

Pokoknya dia marah-marah. Ia lahir dari kekecewaan dunia artis tanpa bisa menerjemahkan ke dalam kearifannya apa yang terjadi. Kegagalannya dalam dunia artis menyebabkan dia begitu membencinya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia artis dianggapnya bodoh.

Setelah Al yakin bahwa nanti kalau terpaksa, apa boleh buat akan Al pakai jurus motifator handal yang ditiru dari acara televisi sekarang. Barulah Al menjawab dengan dingin:
Artis itu merupakan propesi yang baik. Tergantung orangnya mau di bawa ke arah mana. Apa pun propesinya baik dan buruk itu akan selalu ada. Apabila kita menjalankanya dengan jujur dan tidak selingkuh. Insyaallah hal buruk itu akan menjauhi kita begitu saja.


Ternyata di jagat raya masih ada yang memandang sesuatu dari satu sisi. Kasihan si Abel menjadi korban di kafirkan karena menyukai musik. Padahal dia tidak pernah ketinggalan ibadah shalat lima waktu. Dia tidak pernah mempertujukannya karena itu akan lebih dekat ke riya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar