Minggu, 18 Desember 2016

Kentutlah Sebelum Kentut itu Dilarang


Gimana sih aroma kentut pacar kamu? Pasti jarang sekali yang mau mencicipi aroma kentut pacarnya sendiri, mesti pacarmu itu secantik mbak Dian. Alih-alih mau menghirup aroma ketut pacarmu yang cantik, pas denger suara kentutnya aja pasti udah menjauh duluan. Yah… namanya juga kentut, pasti sama saja aromanya bau dan mbuludak bikin heboh sekitarnya.

Pernah tidak para cowok mendengar pacarmu kentut di depan kalian?

Pasti kebanyakan belum pernah dengerkan. Apalagi ngaku kentut di café, walaupun suaranya senyap tapi baunya pasti semerbak. Mungkin kalau cowok pasti masih ada yang suka kentut sembarangan mesti depan pacarnya sendiri. Yang pentingkan pacarnya sabar dan pengertian. Tapi banyak juga gara-gara kentut sembarangan di putusin pacarnya. Katanya itu tidak sopan dan bikin malu, apalagi di depan banyak orang.

Bagaimana kalau sudah suami istri, apa pernah mendengar kentut satu sama lainnya tidak yah?

Mudah-mudahan mereka sudah mendengar satu sama yang lainnya, atau jangan-jangan tetap saling menyembunyikan suara kentutnya. Wah…bahaya kalau itu berarti mereka belum saling mengenal aroma kentut masing-masing. Jangan aroma parfum pasangan aja yang dikenalin, kentut juga perlu sebagai identitas pasangan kalian hehehe….
Kalau aku memang suka kentut sembarangan. Walaupun kalau di depan banyak orang suka agak di tahan, biar tidak berbunyi. Tapi kalau didepan teman-teman biasanya sih cuek aja. Karena dari suara kentut yang aku keluarkan terkadang bisa membuat orang sekitar kita jadi tertawa bahagia. Jadi bisa bikin seneng orang, lumayakan kan ibadah. Tidak jarang juga jadi bahan ledekan karena aroma kentutnya bau telor busuk, kalau itu terima saja deh hehehe….

Padahal kentut itu pasti terjadi disetiap orang dan rata-rata setiap harinya orang memproduksi kentut setengah liter per hari. Dan jangan salah sebenarnya intensitas cewek lebih sering kentut di bandingkan cowok. Cuman kan cewek jarang ngaku kalau kentuk, karena takut luntur kecantikannya atau gengsi hehehe….

Aroma kentut yang bau busuk apabila kita hirup bisa menghindarkan bagi si penghirup kentut dari resiko terserang stroke, kanker, serangan jantung, arthritis dan demensia. Wah… manfaatnya kan Ok juga bukan.


Kentut itu memang jadi misteri sendiri bagi orang pelakunya dan sering menjadikan kambing hitam bagi orang yang lagi berkumpul. Padahal sehina-hinanya kentut manfaatnya lebih besar dibandingkan mudharatnya. Maka buat semuanya manusia dibumi ini, kentutlah sebelum kentut itu dilarang undang-undang. Pretttt….

Kamis, 08 Desember 2016

Mari Berdanska

Selimut apek aku singkirkan dan segera memanaskan air untuk membuat kopi. Aku angkat gallon dan aku tuangkan ke teko pemanas listrik yang sudah usang. Kopi instan dan susu kental manis sachet aku robek lalu di tuangkan dalam satu gelas. Suara air mendidih sudah terdengar. Aku segera pindahkan air panas  ke gelas yang sudah terisi kopi dan susu kental manis. Pagi ini aku terlambat bangun, matahari sudah mulai terlihat walaupun sedikit mendung.
Istriku masih tergeletak tidur di kasur matras tertutup selimut. Kopi istriku sudah aku buatkan dengan tambahan sedikit gula. Dia tidak terlalu suka kopi tanpa memakai gula. Apalagi untuk meminumnya pagi hari terasa kurang bertenaga untuk mengawali hari tanpa gula. Alarm handphone istriku berbunyi. Dia tergesa-gesa bangun dan pergi ke kamar mandi. “Kenapa terburu-buru sayang, hari ini kan libur”.
Mesti istriku libur kerja, ternyata dia ada janji bertemu teman lamanya di acara festival musik. Acara musik bertajuk “Mari Berdanska” berlangsung selama dua hari berturut-turut. Pengisi acaranya, band-band lokal beraliran ska dan reggae. Mari Berdanska tahun sekarang ada bintang tamu dari luar negeri yaitu Save Ferris. Band yang ngetop pada masa tahun ‘90-an dengan lagu Come On Eileen.
Rencanya kami datang ke acara Mari Berdanska setelah makan siang. Tempat makan siang kami cari yang kira-kira tidak jauh dari tempat acara. Akhirnya kami dapat tempat makan siang di jalan Ranggamalela, tidak jauh dari tempat acara. Menu makannya ternyata unik, hanya menyediakan daging asap dengan sambal khas daerah Indonesia Timur. Daging asap yang kami pesan sudah datang. Dengan cepat dan lahap kami mengabiskannya tanpa sisa. Rasanya tidak akan bosan meskipun makan daging asap setiap hari di sini. “Kita mesti makan di sini lagi minggu depan”. Seru istriku sambil upload foto di instagram.
  


 Setelah makan kami langsung ke tempat acara dan memarkirkan motor di sebuah gedung kampus ternama.  Penjaga parkirnya tidak resmi dari yang punya gedung, melainkan sama preman sekitar daerah sana. Harga parkinya Rp. 5000,- mau sebentar atau pun seharian tidak masalah yang penting di bayar di muka.
Harga tiket masuk acara Mari Berdanska sebesar Rp. 50.000,-. Sebelum masuk ke dalam tas kami di periksa terlebih dahulu. Menurut penjaga tiket, dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Serta barang-barang yang berbahaya seperti senjata tajam. Semua itu demi kenyaman menyaksikan acara Mari Berdanska.
Panggung acara ada dua tempat, semuanya berada di area monument di kota tua. Panggung utamanya berada di depan monument, sedangkan yang keduanya berada di belakang monument kota tua. Selain itu terdapat stan-stan penjualan merchandise, pakaian dan asesoris. Food truck makanan juga tersedia dengan berbagai jenis makanan dan minuman.
Ketika kami baru masuk hujan turun cukup deras dan sebagian orang di depan panggung berlarian ke stan-stan untuk berteduh. Lalu kami berteduh di foodtruck coffee, sekalian sambil menghangatkan badan dengan merokok dan meminum segelas kopi. Setelah hujan reda kami tetap di sana sambil menunggu band yang kami suka mulai naik panggung.


   
Acara Mari Berdanska menjelang maghrib di istirahatkan sampai setelah isya. Aku dan istriku pergi untuk melihat stan-stan yang ada di area acara ini. Kebetulan salah satu stan adalah milik teman istriku. Stannya tidak hanya menjual asesoris dan pakaian saja. Melainkan ada satu set tune table yang di mainkan musik-musik reggae oleh seorang DJ. Membuat di depan stan itu menjadi ramai dengan orang-orang yang menari. Aku dan istriku cukup lama berada di sana sampai istirahat acara itu selesai.
Don Lego band asal kota tua yang mengusung aliran ska langsung menghentakan para penonton setelah istirahat. Band ini mempunya fans yang cukup banyak, tidak hanya dari kota tua saja fansnya. Melainkan dari pinggiran-pinggiran kota tua juga berdatangan hanya untuk melihat Don Lego. Penonton semakin penuh, banyak penonton yang hapal lagunya dan nyanyi bersama. Vocalis Don Lego semakin bersemangat melihat antusias penonton. Lalu kami berusaha maju ke depan panggung untuk mengabadikan moment band Don Lego dengan memotretnya dan kebetulan vocalisnya adalah teman istriku.
  

   
Aku mengingatkan istriku soal temanya yang sudah janjian mau bertemu. Padahal acara sudah hampir selesai, tinggal dua band lagi.
“Sudah sampai mana temanmu, sayang?”
“Dia sudah di dalam kok, cuman lagi liat band lain di panggung satunya lagi”
“Yah sudah, suruh ketemuan di depan stan temen kamu saja”
Kami duduk istrahat di depan ke stan teman istriku sambil merokok dan menunggu temannya. Band terakhir sudah naik panggung dan kami hanya duduk melihat orang-orang yang lalulalang. Teman istriku belum datang juga dan kami berdua berinisiatif mencari ke panggung satunya lagi. Tiba-tiba waktu di perjalanan ada pesan masuk, bahwa dia sudah berada di depan stan yang kami maksud. Akhirnya istriku ketemu dengan temanya, langsung mengobrol dengan bahasa daerah. Aku hanya bisa mendengarkannya saja dan hanya sedikit bahasanya yang aku menegerti.
Tiba-tiba aku heran kenapa band Save Ferris belum naik panggung. Padahal kata mc ini adalah band terakhir. Lalu aku pun memotong obrolan istriku dan temannya.
“Sayang, kok save ferrisnya ga main yah?”
“ah sayang… itu kan buat hari besok bukan sekarang”.

Aku kembali menyalakan rokok dan melihat orang-orang lalulalang menjelang pulang. Sponsor acara ini memperliatkan produknya. Semuanya di pegang gadis-gadis pilihan yang berada di sepanjang jalan pulang sebagai ucapan sampai jumpa.  

Kamis, 01 Desember 2016

Lereng Anteng

Sabtu lalu aku pergi ke sebuah café dengan istriku di daerah Cihumbuleuit. Tempatnya cukup sejuk untuk merasakan segarnya udara kota Bandung. Cafenya dibuat di lereng dengan membentuk tiga tingkat. Paling bawah dibuat tenda-tenda transparan berjejer. Di tingkat dua hanya ada 3 meja besar dan kursi dari kayu, cukup untuk memuat 30 orang. Paling atas terdapat kursi-kursi empuk dan sofa malas yang akan membuat para pengunjung ingin berlama-lama. Apalagi disuguhi pemandangan perbukitan dan pohon hijau yang akan membuat mata kita terasa segar kembali. Café ini diberi nama Lereng Anteng.

Aku dan istri langsung pesan kopi dan roti bakar kacang. Karena kita berdua selalu penasaran ingin merasakan aroma kopi di café baru. Istriku memesan kopi ala Turki sedangkan aku kopi Toraja dengan seduhan V 60. Rasa kopi toraja aku pesan sesuai dengan yang aku harapkan. Aroma khas kopi Torajanya terjaga dengan cita rasa kopi yang akan membuat kita bersemangat. Sedangkan kopi ala Turki istriku, rasanya unik dengan ada sedikit aroma rempah-rempah di dalam kopinya. Apalagi minum kopinya ditemani roti bakar kacang. Terasa rutinitas kerja yang membosankan itu hilang hanya dengan secangkir kopi di Lereng Anteng. 
 Kita berdua lumayan lama menikmati kopi, roti bakar dan rokok kretek di Lereng Anteng. Pengunjung di sini selalu ramai dari mulai rombongan keluarga, teman kampus atau pasangan yang berdua-duaan di tenda transparan. Istriku kalau berkunjung ke sebuah tempat selalu membuat foto dengan memakai perbandingan mainan dinosaurusnya. Padahal tempat ini cocok sekali untuk foto selfie. Mungkin semua pengunjung yang kesini selalu menyempatkan foto selfie. Sedangkan kita hanya menikmati kopi dan pemandangannya café Lereng Anteng. Hanya sekali-kali kita membuat foto, itu juga bukan foto selfie melainkan hanya memotret foto keadaan di café Lereng Anteng saja. Karena menurut kita berdua sayang kalau kehilangan momen menikmati suasana ini hanya dengan kesibukan foto selfie. Pasti semuanya akan terasa hambar dan kurang bermakna.



Awan hitam sudah mulai berkumpul, mungkin sebentar lagi hujan. Kita berdua bergegas untuk meninggalkan café Lereng Anteng. Pergi ke parkiran motor dan segera pulang dengan jalan menurun sebelum hujan turun membasahi. Aroma kopi Lereng Anteng itu masih terasa di sepanjang perjalanan pulang. Mungkin esok atau lusa kita berdua akan kembali.

Selasa, 12 April 2016

Cahaya

Ohh...cahaya handphone

Kau terang sekali

Dikala cahaya pemerintah tak bisa menyebar rata

Ohh...cahaya lilin

Kau sekarang mulai terlupakan

Ohh...cahaya patromak

Kau benar-benar sudah jadi sejarah

Ohh...cahaya pemerintah

Apakah kau bisa membuatnya merata

Listrik Mati

Gelap lagi

Lagi dan lagi gelap datang

Pembangkit tenaga listrik tak jauh

Batubara berjibun untuk bahan bakar

Namun cahaya tak kunjung datang 

Sungai Lilin, 2015

Tanah

Banyak petak tanah disini

Ratusan hektar banyaknya

Kebun karet dan sawit

Berjajar rapih memenuhinya

Hanya sedikit petani yang punya

Selebihnya hanya para tokek, dan

Pengusaha dari kota

Petak tanah kini tinggal kenangan

Ranjang Besi

Ahh...berkarat ranjang besi itu

Tanda cinta kami sudah lama

Semenjak indah dan masih cantik

Sampai ranjang itu seperti karat