Selimut apek aku singkirkan dan
segera memanaskan air untuk membuat kopi. Aku angkat gallon dan aku tuangkan ke teko pemanas listrik yang
sudah usang. Kopi instan dan susu kental manis sachet aku robek lalu di
tuangkan dalam satu gelas. Suara air mendidih sudah terdengar. Aku segera pindahkan
air panas ke gelas yang sudah terisi
kopi dan susu kental manis. Pagi ini aku terlambat bangun, matahari sudah mulai
terlihat walaupun sedikit mendung.
Istriku masih tergeletak tidur di
kasur matras tertutup selimut. Kopi istriku sudah aku buatkan dengan tambahan
sedikit gula. Dia tidak terlalu suka kopi tanpa memakai gula. Apalagi untuk
meminumnya pagi hari terasa kurang bertenaga untuk mengawali hari tanpa gula.
Alarm handphone istriku berbunyi. Dia tergesa-gesa bangun dan pergi ke kamar
mandi. “Kenapa terburu-buru sayang, hari ini kan libur”.
Mesti istriku libur kerja, ternyata
dia ada janji bertemu teman lamanya di acara festival musik. Acara musik
bertajuk “Mari Berdanska” berlangsung selama dua hari berturut-turut. Pengisi
acaranya, band-band lokal beraliran ska dan reggae. Mari Berdanska tahun
sekarang ada bintang tamu dari luar negeri yaitu Save Ferris. Band yang ngetop
pada masa tahun ‘90-an dengan lagu Come On Eileen.
Rencanya kami datang ke acara Mari
Berdanska setelah makan siang. Tempat makan siang kami cari yang kira-kira
tidak jauh dari tempat acara. Akhirnya kami dapat tempat makan siang di jalan
Ranggamalela, tidak jauh dari tempat acara. Menu makannya ternyata unik, hanya
menyediakan daging asap dengan sambal khas daerah Indonesia Timur. Daging asap
yang kami pesan sudah datang. Dengan cepat dan lahap kami mengabiskannya tanpa
sisa. Rasanya tidak akan bosan meskipun makan daging asap setiap hari di sini. “Kita
mesti makan di sini lagi minggu depan”. Seru istriku sambil upload foto di
instagram.
Setelah makan kami langsung ke tempat
acara dan memarkirkan motor di sebuah gedung kampus ternama. Penjaga parkirnya tidak resmi dari yang punya
gedung, melainkan sama preman sekitar daerah sana. Harga parkinya Rp. 5000,-
mau sebentar atau pun seharian tidak masalah yang penting di bayar di muka.
Harga tiket masuk acara Mari
Berdanska sebesar Rp. 50.000,-. Sebelum masuk ke dalam tas kami di periksa
terlebih dahulu. Menurut penjaga tiket, dilarang membawa makanan dan minuman
dari luar. Serta barang-barang yang berbahaya seperti senjata tajam. Semua itu
demi kenyaman menyaksikan acara Mari Berdanska.
Panggung acara ada dua tempat,
semuanya berada di area monument di kota tua. Panggung utamanya berada di depan
monument, sedangkan yang keduanya berada di belakang monument kota tua. Selain
itu terdapat stan-stan penjualan merchandise, pakaian dan asesoris. Food truck
makanan juga tersedia dengan berbagai jenis makanan dan minuman.
Ketika kami baru masuk hujan turun
cukup deras dan sebagian orang di depan panggung berlarian ke stan-stan untuk
berteduh. Lalu kami berteduh di foodtruck coffee, sekalian sambil menghangatkan
badan dengan merokok dan meminum segelas kopi. Setelah hujan reda kami tetap di
sana sambil menunggu band yang kami suka mulai naik panggung.
Acara Mari Berdanska menjelang
maghrib di istirahatkan sampai setelah isya. Aku dan istriku pergi untuk
melihat stan-stan yang ada di area acara ini. Kebetulan salah satu stan adalah
milik teman istriku. Stannya tidak hanya menjual asesoris dan pakaian saja.
Melainkan ada satu set tune table yang di mainkan musik-musik reggae oleh
seorang DJ. Membuat di depan stan itu menjadi ramai dengan orang-orang yang
menari. Aku dan istriku cukup lama berada di sana sampai istirahat acara itu
selesai.
Don Lego band asal kota tua yang
mengusung aliran ska langsung menghentakan para penonton setelah istirahat.
Band ini mempunya fans yang cukup banyak, tidak hanya dari kota tua saja
fansnya. Melainkan dari pinggiran-pinggiran kota tua juga berdatangan hanya
untuk melihat Don Lego. Penonton semakin penuh, banyak penonton yang hapal
lagunya dan nyanyi bersama. Vocalis Don Lego semakin bersemangat melihat
antusias penonton. Lalu kami berusaha maju ke depan panggung untuk mengabadikan
moment band Don Lego dengan memotretnya dan kebetulan vocalisnya adalah teman
istriku.
Aku mengingatkan istriku soal temanya
yang sudah janjian mau bertemu. Padahal acara sudah hampir selesai, tinggal dua
band lagi.
“Sudah sampai mana temanmu, sayang?”
“Dia sudah di dalam kok, cuman lagi liat
band lain di panggung satunya lagi”
“Yah sudah, suruh ketemuan di depan
stan temen kamu saja”
Kami duduk istrahat di depan ke stan
teman istriku sambil merokok dan menunggu temannya. Band terakhir sudah naik
panggung dan kami hanya duduk melihat orang-orang yang lalulalang. Teman
istriku belum datang juga dan kami berdua berinisiatif mencari ke panggung
satunya lagi. Tiba-tiba waktu di perjalanan ada pesan masuk, bahwa dia sudah
berada di depan stan yang kami maksud. Akhirnya istriku ketemu dengan temanya,
langsung mengobrol dengan bahasa daerah. Aku hanya bisa mendengarkannya saja
dan hanya sedikit bahasanya yang aku menegerti.
Tiba-tiba aku heran kenapa band Save
Ferris belum naik panggung. Padahal kata mc ini adalah band terakhir. Lalu aku
pun memotong obrolan istriku dan temannya.
“Sayang, kok save ferrisnya ga main
yah?”
“ah sayang… itu kan buat hari besok
bukan sekarang”.
Aku kembali menyalakan rokok dan
melihat orang-orang lalulalang menjelang pulang. Sponsor acara ini
memperliatkan produknya. Semuanya di pegang gadis-gadis pilihan yang berada di
sepanjang jalan pulang sebagai ucapan sampai jumpa.